PIMPINAN GEREJA-GEREJA
DI TANAH PAPUA
Sekertariat: Sinode GKI di Tanah Papua
Jl. Argapura No. 9 Argapura
Jayapura-Papua 99222
Jayapura, 14
Januari 2011
PANDUAN AKSI ‘DEMONSTRASI BISU: STOP PEMILIHAN MRP’
24-28
JANUARI 2011
“Stop Pemilihan MRP, Jawab 11 Rekomendasi MUBES MRP”
II. Philosofi & Theologi Perjuangan: Gal. 4:16
“Apakah dengan menyatakan kebenaran kepadamu, aku telah menjadi musuhmu?”
Keterlibatan gereja dalam memperjuangkan penegakkan Hak-Hak Dasar
Orang Asli Papua tidak hanya dalam rangka mewujudkan peran kenabiannya dalam
menyuarakan kebenaran dan keadilan, melainkan keterlibatan gereja dilakukan
berdasarkan fakta historis dimana Gereja sebagai lembaga pastoral berpihak
kepada penderitaan sebagian besar Orang Asli Papua. Keterlibatan gereja adalah
bukti nyata pertanggungjawaban Iman Gereja. Gereja dengan misi penginjilan
telah menjadi kekuatan nurani bangsa Papua dalam seluruh pergulatan hidupnya.
Gereja memiliki peran penting dalam hidup Orang Asli Papua.
Gereja merupakan institusi sosial yang mula-mula berinteraksi dengan
Orang Asli Papua, Gereja pula yang pertama-tama memperkenalkan dunia luar dan
peradaban lain kepada orang Papua. Gereja juga telah turut membentuk
kebudayaan, pola hidup dan pola laku Orang Asli Papua hingga generasi dewasa
ini. Maka, peran signifikan ini jangan dibatasi semata-mata hanya pada peran
sejarah lembaga Kekristenan di Tanah Papua dalam arti pencerahan spiritual
semata, melainkan Gereja masa kini perlu tampil ke depan mengambil ahli
kehidupan, mengambil tanggung jawab menyuarakan kebenaran demi sebuah
emansipasi pergumulan hidup Orang Asli Papua, melangkah seiring-sejalan dalam
menggapai HARAPAN akan masa depan yang lebih baik, sebagaimana ajaran Tuhan
Yesus yang diwartakan seabad lalu di Tanah Papua.
Gereja akan menjadi kuat dan kokoh di atas Tanah ini, apabila
didukung dengan adanya kesejahteraan lahir dan bathin Orang Asli Papua sebagai
Jemaatnya. Pertanyaan kritis bagi kita adalah persekutuan macam apa yang Gereja
kita bangun saat ini sehingga ada diantara kita yang merasa tersingkir dan mau
punah di atas tanahnya sendiri.
- Pelaksanaan OTSUS tidak murni dan konsekuen
- Genocida
- Pelanggaran HAM
- Marjinalisasi ORPA
- Perampasan kekayaan alam
- OTSUS mengekang hak berdemokrasi & kebebasan berekspresi
- Monopoli sektor ekonomi oleh migran
IV. Bentuk Kegiatan
- Demonstrasi Bisu (Silent Demonstration): tanpa suara, tanpa orasi, pekikan atau yel-yel lainnya
-
Longmarch keliling kota
Jayapura, dimulai dengan massa berkumpul di halaman Kantor Klasis GKI Jayapura, Gereja Pengharapan dan Kantor Sinode KINGMI
V. Dasar Pertimbangan Aksi
- Hasil MUBES MRP tanggal 9-10 Juni 2010
- Penyerahan hasil MUBES tanggal 18 Juni 2010 ke DPRP Papua dan Papua Barat
- Komunike Bersama Pimpinan Gereja tanggal 10 Januari 2011 tentang penolakan gereja terhadap pemilihan MRP
-
Suara dan tuntutan rakyat Papua
yang terus-menerus tidak didengar oleh pemerintah, baik di Tanah Papua dan pemerintah
pusat di Jakarta
VI. Tujuan Kegiatan
- Gereja menyadari peran dan suara Kenabian-nya
- Menagih jawaban DPRP dan pemerintah terhadap 11 rekomendasi Musyawarah MRP – Orang Asli Papua
- Menjaga Kekristenan di Tanah Papua
-
Membangun kesadaran bahwa
perjalanan hidup Bangsa Papua selalu ada dalam rencana Tuhan dan perlu terus diperjuangkan
-
Memihak yang lemah dan
tertindas, karena di situ ada wajah YesusVII. Prinsip dan Metode Aksi
- Prinsip: Menjunjung tinggi perjuangan damai, tanpa kekerasan
- Metode: Aksi Pawai Damai keliling kota Jayapura
a). Lokasi Aksi Jayapura: Imbi, Jl. Koti, Jl. Achmad Yani, Jl. Percetakan, Jl. Sam Ratulangi, halaman Kantor DPRP Provinsi Papua.
b). Rute: massa mulai bergerak dari kantor Sinode KINGMI, berjalan sambil membawa
poster dan spanduk-spanduk dengan menyanyikan lagu-lagu rohani, kemudian menjemput massa dari titik kumpul Gereja Pengharapan
Jayapura, dan menjemput massa lainnya di kantor Klasis GKI. Dari sana massa berjalan memutar Jl. Koti menuju Jl. Achmad Yani, memutar mata jalan
Paldam menuju Jl. Percetakan, Jl. APO, memutar balik di lampu merah Dok II
kemudian massa berjalan menuju Kantor DPRP Papua.
c). Aktivitas
yang dilakukan selama berdemo:
-
Selama pawai/longmarch, massa
berjalan dalam sikap DIAM sambil memegang pesan-pesan pada spanduk, poster dan
leaflet;
-
Saat berkumpul di DPRP, diisi
dengan menyanyikan lagu-lagu rohani dan doa keprihatinan kemudian massa membubarkan diri.
a). Waktu:
24-28 Januari 2011
b).
Lama: 6 jam tiap hari (mulai jam 10. 00 s/d.16.00 waktu
Papua)
c). Tempat: 1. Jayapura: kantor DPRP Provinsi Papua
2. Kota-kota di luar Jayapura: disesuaikan dengan
kondisi setempat
XI. Peserta Demo : Pendeta-Pendeta, pelayan jemaat (Gembala), majelis jemaat, warga jemaat yang terdaftar. Jumlah peserta dari masing-masing jemaat minimal sebanyak 200 orang .
1.
Selama demo berlangsung peserta
demo diwajibkan memakai tanda
pengenal yang disiapkan oleh panitia demo (TIM yang ditunjuk Pimpinan Gereja-Gereja).
2.
Peserta demo wajib menjaga
keamanan dan keselamatan dirinya dan peserta demo lainnya, dengan dikoordinir oleh
masing-masing Korlap.
3.
Peserta demo dilarang membawa
atribut yang berhubungan dengan Bendera Bintang Kejora.
4.
Peserta demo tidak
diperkenankan membawa senjata tajam
atau benda-benda yang membahayakan sesama
peserta demo dan orang lain.
5.
Peserta demo dilarang mengkonsumsi
minuman beralkohol atau membawa minuman beralkohol selama demo
berlangsung.
6.
Peserta demo dilarang mengeluarkan kata-kata / ucapan yang
menghujat / menghina umat atau agama lain, dan diminta tidak
terpengaruh oleh provokasi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab (peserta
atau penonton demo).
7.
Peserta demo dilarang
merusak/melempari fasilitas
umum/bangunan/ kantor atau tempat ibadah pada rute jalan yang
dilalui.
8.
Peserta demo wajib menjaga tertibnya demo
dan mentaati petunjuk yang
dikeluarkan oleh Korlap
dan atas koordinasi dengan aparat
kepolisian.
9.
Selama demo
berlangsung peserta dilarang
memisahkan diri dari barisan jemaatnya agar memudahkan
pengamanan dan koordinasi dengan Korlapnya masing-masing.
10.
Bagi peserta demo yang membuat
kekacauan, membawa alat tajam, dan
mabuk-mabukan, akan diamankan
oleh penanggung jawab aksi dan selanjutnya diserahkan kepada pihak
kepolisian.
11.
Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini,
akan diatur kemudian sesuai kondisi di lapangan
.
XIII. Titik Kumpul
1. Gereja Pengharapan Jayapura
2. Kantor Klasis GKI di depan Imbi
3. Kantor Sinode KINGMI, APO
XIV. Penanggung jawab dan Pelaksana
1. Pimpinan Gereja-Gereja di Tanah Papua
2. Tim Kerja
XV. Penutup
Demikian
kerangka acuan ini untuk dapat menjadi pegangan berbagai pihak dalam mendukung terlaksananya
agenda aksi ini. Bila terdapat berbagai hal yang tidak jelas, dapat menghubungi
tim kerja pada nomor kontak yang terlampir berikut:
1.
Pdt. S. Titihalawa, S.Theol. : 081344751677
2.
Ev. Dominggus Pigay, S.IP : 082197758779
3.
Pdt. Em. Herman Awom :
081315491254
4.
Frederika Korain SH :
085254333357
1. Otsus Gagal, Kami mau dialog yang difasilitasi pihak netral
2. Segera Jawab Hasil Mubes MRP
3. Stop pemilihan MRP rekayasa
4. Stop pemilihan MRP boneka
5. DPRP dan Gubernur stop tipu rakyat yang memberimu kursi dan uang
6. Gubernur jangan pandai pidato saja
7. DPRP, Gubernur dan Bupati-Bupati/Walikota segera kembalikan Otsus
8. Gubernur, DPRP dan Bupati-bupati/walikota stop jual harga diri kami demi uang laknat Otsus
9. Otsus Memusnahkan orang Papua
10. Hai Bangsa Papua, Jangan Jual hak kesulunganmu demi sepiring kacang merah
11. Tunduk tertindas atau bangkit melawan
12. Stop mengeruk kekayaan alam kami
13. Stop bunuh umat kami yang tak berdosa
14. Stop genoside di Papua
15. Hentikan arus imigran di Papua
16. Mengapa engkau bunuh Arnold AP?
17. Mengapa engkau bunuh Theys Eluay?
18. Mengapa engkau bunuh Keli Kwalik?
19. Mengapa engkau bunuh Opinus Tabuni?
20. Mengapa engkau bunuh Obeth Badii?
21. Mengapa engkau bunuh Tom Wanggai?
22. Mengapa engkau bunuh Yawan Wayeni?
23. Mengapa engkau siksa Kideman Gire, dkk?
24. Mengapa engkau bunuh Miron Wetipo?
25. Mengapa engkau tahan Philep Karma, Buctar Tabuni, dkk?
26. Mengapa kamu bunuh kami punya orang-orang di Wasior?
27. Mengapa kamu bunuh kami punya orang-orang di Biak?
28. Mengapa kamu bunuh kami punya orang-orang di Miyei?
29. Dimana Permenas Awom disembunyikan?
30. Mengapa Timika terus bergejolak?
31. Mengapa Mama-mama kami berjualan beralaskan tanah berbecek beratapkan langit sementar a Perempuan amber duduk di tempat-tempat yang layak dan swalayan-swalayan?
32. Dan lain-lain (semua peristiwa kelabu yang dialami oleh keluarga-keluarga kita di masa lalu danmasa kini bisa dibuat dalam bentuk poster atau pamflet)