Selasa, 18 Januari 2011

PIMPINAN GEREJA-GEREJA DI TANAH PAPUA



PIMPINAN GEREJA-GEREJA DI TANAH PAPUA
Sekertariat: Sinode GKI di Tanah Papua Jl. Argapura No. 9 Argapura
Jayapura-Papua 99222

 

Jayapura, 14 Januari 2011


PANDUAN AKSI ‘DEMONSTRASI BISU: STOP PEMILIHAN MRP’
24-28 JANUARI 2011

I.          Tema Besar:

“Stop Pemilihan MRP,  Jawab 11 Rekomendasi MUBES MRP”


II.          Philosofi & Theologi Perjuangan: Gal. 4:16

“Apakah dengan menyatakan kebenaran kepadamu, aku telah menjadi musuhmu?”  

Keterlibatan gereja dalam memperjuangkan penegakkan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua tidak hanya dalam rangka mewujudkan peran kenabiannya dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan, melainkan keterlibatan gereja dilakukan berdasarkan fakta historis dimana Gereja sebagai lembaga pastoral berpihak kepada penderitaan sebagian besar Orang Asli Papua. Keterlibatan gereja adalah bukti nyata pertanggungjawaban Iman Gereja. Gereja dengan misi penginjilan telah menjadi kekuatan nurani bangsa Papua dalam seluruh pergulatan hidupnya. Gereja memiliki peran penting dalam hidup Orang Asli Papua.

Gereja merupakan institusi sosial yang mula-mula berinteraksi dengan Orang Asli Papua, Gereja pula yang pertama-tama memperkenalkan dunia luar dan peradaban lain kepada orang Papua. Gereja juga telah turut membentuk kebudayaan, pola hidup dan pola laku Orang Asli Papua hingga generasi dewasa ini. Maka, peran signifikan ini jangan dibatasi semata-mata hanya pada peran sejarah lembaga Kekristenan di Tanah Papua dalam arti pencerahan spiritual semata, melainkan Gereja masa kini perlu tampil ke depan mengambil ahli kehidupan, mengambil tanggung jawab menyuarakan kebenaran demi sebuah emansipasi pergumulan hidup Orang Asli Papua, melangkah seiring-sejalan dalam menggapai HARAPAN akan masa depan yang lebih baik, sebagaimana ajaran Tuhan Yesus yang diwartakan seabad lalu di Tanah Papua.

Gereja akan menjadi kuat dan kokoh di atas Tanah ini, apabila didukung dengan adanya kesejahteraan lahir dan bathin Orang Asli Papua sebagai Jemaatnya. Pertanyaan kritis bagi kita adalah persekutuan macam apa yang Gereja kita bangun saat ini sehingga ada diantara kita yang merasa tersingkir dan mau punah di atas tanahnya sendiri.

III.            Pokok-Pokok Keprihatinan Aksi:
-          Pelaksanaan OTSUS tidak murni dan konsekuen
-          Genocida
-          Pelanggaran HAM
-          Marjinalisasi ORPA
-          Perampasan kekayaan alam
-          OTSUS mengekang hak berdemokrasi & kebebasan berekspresi
-          Monopoli sektor ekonomi oleh migran

IV.            Bentuk Kegiatan
-          Demonstrasi Bisu (Silent Demonstration): tanpa suara, tanpa orasi, pekikan atau yel-yel lainnya
-          Longmarch keliling kota Jayapura, dimulai dengan massa berkumpul di halaman Kantor Klasis GKI Jayapura, Gereja Pengharapan dan Kantor Sinode KINGMI

V.            Dasar Pertimbangan Aksi
-          Hasil MUBES MRP tanggal 9-10 Juni 2010
-          Penyerahan hasil MUBES tanggal 18 Juni  2010 ke DPRP Papua dan Papua Barat
-          Komunike Bersama Pimpinan Gereja tanggal 10 Januari 2011 tentang penolakan gereja terhadap pemilihan MRP
-          Suara dan tuntutan rakyat Papua yang terus-menerus tidak didengar oleh pemerintah, baik di Tanah Papua dan pemerintah pusat di Jakarta

VI.            Tujuan Kegiatan
-          Gereja menyadari peran dan suara Kenabian-nya
-          Menagih jawaban DPRP dan pemerintah terhadap 11 rekomendasi Musyawarah MRP – Orang Asli Papua
-          Menjaga Kekristenan di Tanah Papua
-          Membangun kesadaran bahwa perjalanan hidup Bangsa Papua selalu ada dalam rencana Tuhan dan perlu terus diperjuangkan
-          Memihak yang lemah dan tertindas, karena di situ ada wajah Yesus

VII.            Prinsip dan Metode Aksi
-          Prinsip: Menjunjung tinggi perjuangan damai, tanpa kekerasan
-          Metode: Aksi Pawai Damai keliling kota Jayapura

VIII.            Lokasi  Aksi dan  Rute   
a).    Lokasi Aksi Jayapura:  Imbi, Jl. Koti, Jl. Achmad Yani, Jl. Percetakan, Jl. Sam Ratulangi, halaman Kantor DPRP Provinsi Papua.
b).   Rute: massa mulai bergerak dari kantor Sinode KINGMI, berjalan sambil membawa poster dan spanduk-spanduk dengan menyanyikan lagu-lagu rohani, kemudian menjemput massa dari titik kumpul Gereja Pengharapan Jayapura, dan menjemput massa lainnya di kantor Klasis GKI. Dari sana massa berjalan memutar Jl. Koti menuju Jl. Achmad Yani, memutar mata jalan Paldam menuju Jl. Percetakan, Jl. APO, memutar balik di lampu merah Dok II kemudian massa berjalan menuju Kantor DPRP Papua.
c).    Aktivitas yang dilakukan selama berdemo:
-       Selama pawai/longmarch, massa berjalan dalam sikap DIAM sambil memegang pesan-pesan pada spanduk, poster dan leaflet;
-       Saat berkumpul di DPRP, diisi dengan menyanyikan lagu-lagu rohani dan doa keprihatinan kemudian massa membubarkan  diri.

IX.            Waktu  Demo:
            a). Waktu: 24-28  Januari 2011
            b). Lama: 6 jam tiap hari (mulai jam 10. 00 s/d.16.00 waktu Papua)
            c). Tempat:  1. Jayapura: kantor DPRP Provinsi Papua
         2.  Kota-kota di luar Jayapura: disesuaikan dengan kondisi setempat

X.            Bentuk Demo: PAWAI BISU (pawai tanp orasi, yel-yel dan bentuk keributan lainnya)

XI.            Peserta  Demo :   Pendeta-Pendeta, pelayan  jemaat  (Gembala),  majelis  jemaat, warga  jemaat  yang  terdaftar. Jumlah  peserta dari masing-masing  jemaat  minimal sebanyak 200  orang .
           

XII.            Tata Tertib  Peserta  Demo :

1.         Selama demo berlangsung peserta demo diwajibkan memakai  tanda pengenal  yang  disiapkan oleh panitia demo (TIM yang ditunjuk Pimpinan Gereja-Gereja).

2.         Peserta demo wajib menjaga keamanan  dan keselamatan dirinya dan  peserta demo lainnya, dengan dikoordinir oleh masing-masing Korlap.

3.         Peserta demo dilarang membawa atribut yang berhubungan dengan Bendera Bintang Kejora.

4.         Peserta demo tidak diperkenankan  membawa senjata  tajam  atau benda-benda yang membahayakan  sesama peserta demo dan orang lain.

5.         Peserta demo dilarang  mengkonsumsi  minuman  beralkohol  atau membawa minuman beralkohol selama demo berlangsung.

6.         Peserta demo  dilarang mengeluarkan  kata-kata / ucapan  yang  menghujat / menghina  umat  atau agama lain, dan diminta tidak terpengaruh oleh provokasi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab (peserta  atau  penonton  demo).

7.         Peserta demo  dilarang  merusak/melempari  fasilitas umum/bangunan/ kantor  atau  tempat ibadah pada rute jalan  yang  dilalui. 

8.         Peserta demo wajib menjaga  tertibnya demo  dan  mentaati petunjuk yang dikeluarkan  oleh  Korlap  dan atas koordinasi dengan  aparat kepolisian.

9.         Selama  demo  berlangsung  peserta  dilarang  memisahkan diri  dari barisan jemaatnya agar memudahkan pengamanan dan koordinasi  dengan  Korlapnya masing-masing.

10.     Bagi peserta demo yang  membuat  kekacauan, membawa alat tajam, dan  mabuk-mabukan, akan diamankan  oleh penanggung jawab aksi dan selanjutnya diserahkan kepada pihak kepolisian.

11.     Hal-hal lain  yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan  diatur kemudian  sesuai kondisi  di lapangan .   

XIII.            Titik Kumpul
1.      Gereja Pengharapan Jayapura
2.      Kantor Klasis GKI di depan Imbi
3.      Kantor Sinode KINGMI, APO

XIV.            Penanggung jawab dan Pelaksana
1.      Pimpinan Gereja-Gereja di Tanah Papua
2.      Tim Kerja

XV.            Penutup
Demikian kerangka acuan ini untuk dapat menjadi pegangan berbagai pihak dalam mendukung terlaksananya agenda aksi ini. Bila terdapat berbagai hal yang tidak jelas, dapat menghubungi tim kerja pada nomor kontak yang terlampir berikut:
1.               Pdt. S. Titihalawa, S.Theol.    : 081344751677
2.               Ev. Dominggus Pigay, S.IP    : 082197758779
3.               Pdt. Em. Herman Awom        : 081315491254
4.               Frederika  Korain SH              : 085254333357



TEMA-TEMA SPANDUK, PAMFLET DAN POSTER

1.       Otsus Gagal, Kami mau dialog yang difasilitasi pihak netral
2.       Segera Jawab Hasil Mubes MRP
3.       Stop pemilihan MRP rekayasa
4.       Stop pemilihan MRP boneka
5.       DPRP dan Gubernur stop tipu rakyat yang memberimu kursi dan uang
6.       Gubernur  jangan pandai pidato saja
7.       DPRP, Gubernur dan Bupati-Bupati/Walikota segera kembalikan Otsus
8.       Gubernur, DPRP dan Bupati-bupati/walikota stop jual harga diri kami demi uang laknat Otsus
9.       Otsus Memusnahkan orang Papua
10.   Hai Bangsa Papua, Jangan Jual hak kesulunganmu demi sepiring kacang merah
11.   Tunduk tertindas atau bangkit melawan
12.   Stop mengeruk kekayaan alam kami
13.   Stop bunuh umat kami yang tak berdosa
14.   Stop genoside di Papua
15.   Hentikan arus imigran di Papua
16.   Mengapa engkau bunuh Arnold AP?
17.   Mengapa engkau bunuh Theys Eluay?
18.   Mengapa engkau bunuh Keli Kwalik?
19.   Mengapa engkau bunuh Opinus Tabuni?
20.   Mengapa engkau bunuh Obeth Badii?
21.   Mengapa engkau bunuh Tom Wanggai?
22.   Mengapa engkau bunuh Yawan Wayeni?
23.   Mengapa engkau siksa Kideman Gire, dkk?
24.   Mengapa engkau bunuh Miron Wetipo?
25.   Mengapa engkau tahan Philep Karma, Buctar Tabuni, dkk?
26.   Mengapa kamu bunuh kami punya orang-orang di Wasior?
27.   Mengapa kamu bunuh kami punya orang-orang di Biak?
28.   Mengapa kamu bunuh kami punya orang-orang di Miyei?
29.   Dimana Permenas Awom disembunyikan?
30.   Mengapa Timika terus bergejolak?
31.   Mengapa Mama-mama kami berjualan beralaskan tanah berbecek beratapkan langit sementar a Perempuan amber duduk di tempat-tempat yang layak dan swalayan-swalayan?
32.   Dan lain-lain (semua peristiwa kelabu yang dialami oleh keluarga-keluarga kita di masa lalu danmasa kini bisa dibuat dalam bentuk poster atau pamflet)